Friday, July 6, 2012

KETIKA KAU MELUKAI HATI ORANG LAIN



Kisah tentang paku ini semoga bermanfaat dan menjadi renungan untuk kita semua.

Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Ayahnya berusaha keras untuk membuang sifat buruk anaknya. Suatu hari ia memanggil anaknya dan memberinya sekantong paku. Paku? Ya, paku!

Sang anak hairan. Tapi, bibir ayahnya menguntum senyum. Dengan suaranya yang lembut, ia berkata kepada anaknya agar memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah setiap kali marah. Ajaib!

Di hari pertama, sang anak memakukan 48 paku! Begitu juga dihari kedua, ketiga, dan beberapa hari selanjutnya. Tapi, ia tak berlangsung lama. Setelah itu jumlah paku yang terpacak di pagar berkurang secara bertahap. Ia menemukan fakta bahwa lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan begitu banyak paku ke pagar.

Akhirnya, kesabaran itu membuahkan hasil. Si anak telah dapat menguruskan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabaran. Ia bergegas memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Sang ayah tersenyum. Kemudian meminta si anak agar mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya berhasil mencabut semua paku yang pernah dipakukannya itu. Ia bergegas melaporkan khabar gembira itu kepada ayahnya. Sang ayah bangkit dari duduknya dan mengikut si anak melihat pagar dibelakang rumah itu.

"Hmmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku. Tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan kembali sama seperti sebelumnya", kata si ayah.

Sang ayah sengaja memotong kalimatnya pendek-pendek agar si anak boleh mencerna maksudnya dengan baik. Si anak menatap ayahnya dengan sikap menunggu apa lanjutan bicara ayahnya itu.

"Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu akan meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka kerana kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisikal, maka itulah gambaran orang yang telah melukai hati orang lain sekalipun telah terucap kata maaf", ucap sang ayah lembut namun penuh hikmat.

Sang anak membalas tatapan lembut ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Pelajaran yang diberikan ayahnya begitu tajam menghujam relung hatinya.

Subhanallah. Mari kita jalani kehidupan ini dengan ilmu dan iman. Jauhkan sifat hasad dengki dan menyakiti.

0 comments:

Post a Comment

Penafian: Pihak admin tidak bertanggungjawab terhadap sebarang kehilangan dan kerosakan yang dialami semasa/selepas melayari blog ini atau menggunakan sebarang maklumat dari dalam blog ini. Komen-komen yang dikirimkan diblog ini juga adalah menjadi tanggungjawab pengirim itu sendiri. Terima kasih.

ENGLAND PREMIER LEAGUE

 
Please use Google Chrome to get the best view with 1280 x 800 resolution and above | Thanks for visiting cgazmi.blogspot.com | Bloggerized by Cg Azmi